BeritaNasional

Google Tampilkan Dokter Wanita Pertama di RI, LaNyalla Dorong Kaum Hawa Berperan Aktif Bangun Negeri

Redaksi Utama
17/02/2021, 17:15 WIB
Last Updated 2021-03-13T15:01:40Z

SURABAYA - Hari ini, Rabu (17/2/2021) ada yang istimewa pada tampilan mesin pencari Google. Google Doodle menampilkan sosok Marie Thomas yang merupakan seorang dokter perempuan pertama di Indonesia. 

Hal itu pun mendapat apresiasi Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Mantan Ketua Umum PSSI itu mendorong kaum perempuan Indonesia untuk berperan aktif sesuai bidang keahlian yang dikuasainya.

"Kita patut bangga sosok dokter perempuan pertama di Indonesia yaitu Marie Thomas menjadi perbincangan Google Doodle. Saya mendorong perempuan-perempuan Indonesia untuk semakin berperan aktif membangun bangsa dan negara," kata LaNyalla dalam keterangan resminya, Rabu (17/2/2021).

Saat ini, di tengah suasana yang semakin afirmatif terhadap kepentingan perempuan,  tampilan Google Doodle hari ini diharapkan membawa angin segar bagi kemajuan perkembangan berpikir perempuan Indonesia. 

Mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur itu menilai kontribusi terhadap bangsa dan negara bisa dilakukan dengan cara apapun. "Ada banyak saluran yang bisa menjadi sumber peran aktif kaum perempuan dalam berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara. Saya kira ruang ini harus dimanfaatkan secara maksimal dan positif untuk semakin memajukan perempuan Indonesia," harap alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.

Sebagaimana diketahui, hari ini adalah hari lahir ke-125 dokter perempuan pertama di Indonesia, Marie Thomas. Marie Rhomas merupakan perempuan kelahiran Sulawesi Utara. Ia adalah dokter perempuan pertama di Indonesia dengan spesialisasi obstetrics dan ginekologi lulusan STOVIA (School for Education of Native Doctors) pada tahun 1922.

Pada tahun 1950, Marie Thomas mendirikan Sekolah Kebidanan di Bukittinggi, yang merupakan sekolah pertama di Sumatera dan kedua di Indonesia. "Indonesia memiliki perempuan-perempuan tangguh dan cerdas yang diakui dunia internasional pada saat itu. Kalau itu terus dipertahankan, dapat kita bayangkan kemajuan perempuan Indonesia di masa sekarang," demikian LaNyalla.